Selasa, 20 Desember 2022

Target Guru Matematika

 Assalamu'alaikum, 

dear, diary.

Waktu awal semester, saya sempat bertanya kepada para siswa, siapa yang suka dan tidak suka matematika. Saya pun tidak kaget saat mendapati sebagian besar siswa tidak suka matematika. 

Alasan para siswa tidak suka matematika karena mereka menganggap matematika itu susah. Fakta ini tidak semerta-merta membuat saya berambisi untuk mengubah mereka jadi menyukai matematika, tidak. Fakta ini juga tidak membuat saya jadi malas untuk mengajarkan mereka matematika, tidak.

Saya memaklumi banyak siswa yang tidak suka dengan matematika. Tidak masalah. Karena setiap anak itu unik, setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing. Dan mungkin logika matematika bukanlah kecerdasan dominan mereka.   

Target saya mengajar matematika kepada para siswa tersebut (terutama yang tidak suka dengan matematika), bukanlah mengubah mereka menjadi suka matematika, mengubah mereka jadi mahir matematika, tidak. Target saya cukup mereka memahami kemampuan dasar dari materi yang saya ajarkan, serta menjalankan tugas seorang guru yang disebutkan pada undang-undang yakni menstimulasi karakter positif mereka. 

Ya, membentuk karakter positif anak bukan tugas guru mata pelajaran PPKN atau aqidah akhlah saja. Semua guru bertugas untuk melakukan hal itu, termasuk saya selaku guru matematika. 

Nah, adapun cara saya membentuk karakter positif anak yakni melalui pembelajaran matematika. Entahlah saya yakin, belajar matematika bisa membentuk karakter positif anak seperti teliti, dispilin, tanggung jawab, semangat, dan pantang menyerah. 

Untuk mewujudkan target tersebut, saya pun sudah merangkai ide salah satunya aneka game yang akan saya gunakan dalam pembelajaran matematika. Saya harap, ikhtiar ini bisa membuahkan hasil yang manis bagi para siswa tersebut. Do'akan saya berhasil yak. Terima kasih banyak.

Dah, sekian dulu yak curhat kali ini.

InsyaAllah, bertemu di lain waktu. 

See yaaa

Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.



Senin, 05 Desember 2022

Peran Astra Menjaga Kelestarian Bambu Langka hingga Meningkatkan Ekonomi Para Petani

Indonesia dianugerahkan kekayaan alam yang melimpah ruah. Negeri ini kaya akan berbagai macam tanaman. Salah satunya yakni kaya akan tanaman bambu. Berdasarkan data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia bahwa terdapat 176 spesies bambu di Indonesia dari total 1620 jenis bambu yang ada di dunia yang berasal dari 80 negara. Hal  ini berarti 10% jenis bambu di dunia berada di Indonesia. Bahkan sekitar 105 jenis bambu yang ada di Indonesia merupakan tanaman endemik. Saking kayanya, Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia sebagai negara penyuplai bambu.

Nah, tanaman bambu itu sendiri merupakan tanaman yang beruas dan berongga di bagian batangnya yang merupakan tanaman anggota jenis rerumputan atau rumput-rumputan.

Bambu bermanfaat bagi ekonomi, konservasi, dan kebudayaan. Indonesia diperkirakan memiliki 1 juta hektar lebih tanaman bambu, namun, hanya 25.000 hektar yang telah dikelola dalam bentuk hutan/kebun bambu. Sementara sisanya tumbuh secara sporadis. Di Indonesia, bambu memiliki potensi yang sangat menjanjikan untuk dimanfaatkan dengan baik. Tumbuhan ini pun mudah dikembangkan dan mempunyai daur hidup yang relatif cepat dengan waktu panen hanya 3–4 tahun.

Belum banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui fakta bahwa bambu memiliki begitu banyak manfaat. Hal ini mengakibatkan lahan-lahan yang ditanami bambu beralih fungsi. Jika hal ini terus terjadi maka tidak menutup kemungkinan bambu-bambu khas negeri ini bisa menjadi langka hingga punah. Sebagaimana pernyataan Jatmika, pemimpin Yayasan Bambu Indonesia, dalam kompas mengungkapkan bahwa 37 jenis bambu di Jawa Barat kini sangat langka.

Melansir dari Baliilu, disebutkan bahwa ada jenis bambu di daerah Tabanan yang juga mengalami kelangkaan. Salah satunya diakibatkan oleh kurangnya perawatan dan pengetahuan tentang bambu yang tidak hanya bermanfaat untuk alam melainkan juga dapat dijadikan sebagai bahan pangan dan sumber penghasilan.

Adapun jenis bambu yang pernah mengalami kelangkaan tersebut adalah bambu tabah. Hal ini diketahui oleh seorang akademisi dari Universitas Udayana bernama Dr Ir Pande Ketut Diah Kencana, MS. Beliau pun segera turun tangan untuk menghentikan kelangkaan bambu tabah. Namun beliau menyadari tidak bisa sepenuhnya berada di lapangan untuk memperhatikan bambu tabah. Beliau mengharapkan adanya bala bantuan untuk menjaga kelestarian bambu tabah.

Gayung bersambut, PT. Astra International Tbk dan Perkumpulan Desa Lestari mengadakan Program Kampung Berseri Astra-Desa Sejahtera (KBA-DS) di Tabanan, tepatnya di kecamatan Pupuan dan Selemadeg Barat.  

Sc. Desa Lestari

Sc. Desa Lestari

Adapun program KBA-DS yang diselenggarakan oleh PT. Astra International Tbk dimulai sejak 2018 hingga tahun 2020. Sebanyak 811 petani dari 25 desa yang berasal dari kecamatan Pupuan dan Selemadeg Barat  mengikuti program tersebut. Dalam kurun waktu 2 tahun, para petani diberikan pelatihan yang bertujuan memberdayakan kampung, mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan benefit bagi pendapatan dengan memberi nilai tambah.

Astra bersama dengan Perkumpulan Desa Lestari secara bersama-sama berusaha untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang dikelola oleh Koperasi Tunas Bambu Lestari, BUMDesma Pupuan, Kelompok Tani (Subak Abian), dan KUB.  Astra  dan Perkumpulan Desa Lestari serta organisasi-organisasi tersebut berkolaborasi mengadakan kegiatan pelatihan sebagai usaha memberdayakan masyarakat dalam mengolah bambu tabah. Pelatihan-pelatihan yang diikuti oleh 811 petani tersebut antara lain mengenai peningkatan kualitas produksi, pengemasan rebung bambu tabah, pengembangan produk olahan rebung bambu tanah, dan sebagainya.

Alhamdulillah, apa yang diikhtiari oleh Astra, Perkumpulan Desa Lestari, Koperasi Tunas Bambu Lestari, BUMDesma Pupuan, Kelompok Tani (Subak Abian), dan KUB, berbuah manis sekali. Salah seorang petani bambu tabah, Pak Griswara, mengungkapkan bahwa saat ini ia bisa merasakan manfaat dari program KBA-DS. Salah satunya yakni Rebung bambu tabah yang ia panen saat ini berkualitas grade A. Dengan kualitas rebung bambu tabah yang sebaik ini, maka ia bisa menjual rebung bambu tabah dengan harga yang tinggi. Jika masyarakat sudah mulai merasakan manfaat dari menanam bambu tabah, salah satunya manfaat dari sisi ekonomi, maka jenis bambu yang satu inipun tidak akan mengalami kelangkaan lagi. Yang ada malah banyak orang yang berbondong-bondong menanam bambu tabah, termasuk saya, yang terinspirasi dengan apa yang dilakukan oleh Astra dan semuanya.


Sc. Mongabay

Sebagai warga Bali, saya mengucapkan terima kasih karena PT. Astra International Tbk sudah peduli dan all out mengulurkan tangan untuk menjaga kelestarian bambu tabah, lalu meningkatkan ekonomi para petani bambu tabah. Semoga apa yang dilakukan Astra ini menjadi inspirasi bagi banyak orang. Semoga juga penjualan bambu tabah produksi petani Pupuan dan Selemadeg Barat semakin meningkat sampai tembus di kancah internasional. Aamiin.  

 

*** 

Referensi:

https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/2966/pengembangan-bambu-berkelanjutan#:~:text=Terdapat%20176%20spesies%20bambu%20di,di%20Indonesia%20merupakan%20tanaman%20endemik.

https://baliilu.com/kupas-tuntas-bambu-tabah-dari-hulu-ke-hilir-bersama-diah-kencana/

https://foresteract.com/bambu/

https://sains.kompas.com/read/2011/01/14/13234944/37.Bambu.Nusantara.Tergolong.Langka

Alasan Kembali Jadi Guru Setelah Vakum Sekian Lama

Dear Diary

Jadi guru lagi setelah vakum sekian lama. Berapa lama ya vakum jadi guru? Lama banget. Kalau dihitung-hitung sudah 11 tahun. Waktu itu vakum jadi guru karena hijrah ke pulau Jawa, ikut suami. Lalu apa alasan kembali jadi guru setelah sekian lama ?

Masih lekat diingatan saya tentang apa cita-cita saya waktu kecil. Saat itu, setiap kali ditanya cita-cita, saya selalu jawab ingin keliling dunia, bukan jadi guru. Hal ini masih berlaku sampai saya mengikuti PKL. 

Salah satu kegiatan di PKL adalah pengabdian masyarakat. Saat itu, kelompok pkl saya sepakat untuk memberikan bimbingan belajar gratis ke anak-anak desa sebagai salah satu kegiatan pengabdian masyarakat. Nah di momen inilah saya mulai tertarik dengan dunia mengajar. 

Setelah lulus kuliah, orang tua saya pun rupanya lebih setuju jika saya berprofesi sebagai guru. Soal honor yang kecil, kata orang tua saya tidak jadi masalah. "Sing penting ilmu manfaat dan insyaAllah berkah" begitu kata orang tua saya.

Gayung bersambut, saya pun diminta untuk mengajar matematika di sebuah sekolah swasta. Bahkan sebelum saya menerima ijazah. Kata waka kurikulumnya memang lagi butuh guru matematika. Saya mengiyakan tawaran tersebut.

Saya pun mulai mengajar. Awalnya saya menikmati momen mengajar. Hal ini berlangsung sampai saya menghadapi siswa yang susah dikondisikan. Saya kebingungan. Saya pun bertanya kepada guru-guru di sekolah soal bagaimana mengatasi masalah itu. Namun saya tidak mendapatkan jawaban dari mereka. Katanya, anak-anak memang begitu, kadang sudah dihukum pun masih begitu. 

Setelah itu, berbagai hambatan atau masalah selama mengajar berdatangan dengan masalah yang berbeda. Saya benar-benar kesulitan. Maklum, saya tidak kuliah di jurusan pendidikan, melainkan di jurusan ilmu murni. Sungguh, hal ini berhasil membuat saya sadar bahwa menjadi guru itu tidak mudah. 

Meskipun begitu, keinginan untuk berhenti mengajar tidak terpikir sekalipun. Saya makin tertarik dengan dunia pendidikan. Rasa ketertarikan ini pun makin membuncah manakala beberapa siswa yang saya ajar mulai menunjukkan perkembangan kemampuan secara signifikan. Beberapa ada yang bilang, kalau dulu mereka tidak suka dengan matematika. Namun ketidaksukaan tersebut sirna, saat saya yang mengajar matematika, kata mereka begitu. Terlepas dari motif mereka mengatakan itu, saya senang dan bersyukur dengan apa yang mereka raih. Saya bilang kepada mereka bahwa sebenarnya mereka bisa matematika hanya saja kemampuan yang mereka miliki tak pernah diasah dengan baik dan maksimal. 

Nah, momen tersebut rupanya begitu melekat diingatan saya. Setiap kali ingat momen itu, rasanya, bahagia menghampiri jiwa. 

Oleh sebab itu, begitu ada tawaran untuk mengajar lagi setelah sekian lama, saya pun mengiyakan hal itu. 

Seperti itulah alasan saya kembali menjadi guru setelah berhenti begitu lama. 



 

Livable City Sinar Mas Land Permudah Jalan Menuju Indonesia Emas

sc. indonesiabaik Harapan saya sebagai seorang guru honorer di usia kemerdekaan RI yang ke-78 ini adalah semakin banyak livable city alias k...